Informasi

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Menangis Saat Temukan Kasus Pelecahan oleh Oknum Guru di SMPN 13

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memimpin apel di SMPN 13, Rabu (27 Agustus 2025). Beliau tak kuasa menahan tangis, berlinang air mata saat menyampaikan komitmennya melindungi siswa. Momen ini menjadi simbol solidaritas dan kepedulian tinggi terhadap keselamatan anak.

Tri Adhianto menegaskan agar seluruh siswa berani bersuara dan tidak takut melapor jika menghadapi perlakuan tak pantas. Ia menyampaikan bahwa wali kota mengutamakan martabat dan keselamatan anak saat belajar. Pernyataan ini sekaligus menjawab kritik atas respons sekolah yang dinilai kurang sigap dan sensitif terhadap kasus pelecehan oleh oknum guru.

Pada kesempatan itu, Tri Ardhianto menyampaikan permintaan maaf kepada para orang tua dan alumni siswa akibat respons sekolah yang menyinggung dan tidak pantas. Ia juga menegaskan pihak sekolah tidak mewakili sikap pemerintah kota.

Sebelumnya, guru olahraga berinisial JP resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pelecehan seksual terhadap siswi berusia 14 tahun. Ia kini ditahan di Polres Metro Bekasi Kota. Polisi membuka kemungkinan masih ada korban lain.

Tindak tegas lanjutan juga dilakukan terhadap kepala sekolah. Pemkot Bekasi menjatuhkan sanksi administratif terhadap kepala SMPN 13 atas indikasi pembiaran kasus. Sebuah tim pencari fakta dipimpin Inspektorat dibentuk untuk menyelidiki penyebab dan tanggung jawab pihak sekolah.

Tri Ardhianto juga minta maaf secara terbuka melalui akun media sosialnya. Ia prihatin dengan kejadian tersebut, dan menegaskan bahwa tidak ada anak yang boleh kehilangan rasa aman saat belajar di sekolah.

Tri Adhianto menambahkan bahwa anak-anak yang menjadi korban akan didampingi secara menyeluruh, baik secara psikologis maupun hukum. Ia mengatakan pemerintah akan hadir untuk memastikan anak belajar tanpa rasa takut.

Melalui apel itu, Wali Kota Bekasi menunjukkan bahwa pemerintah kota tidak akan tinggal diam. Wali kota Bekasi juga mengimbau para korban untuk melapor melalui dm instagram-nya. Siswa dan orang tua diimbau melapor jika mengetahui atau mengalami kasus serupa.

Aksi ini mencerminkan keberanian dan harapan agar lingkungan sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk belajar.