Direktur Eksekutif Ramangsa Institute, Maizal Alfian, memberikan apresiasi tinggi kepada Wali Kota Bekasi Tri Adhianto. Menurutnya, Tri berhasil menjaga stabilitas sosial di tengah meningkatnya aksi demonstrasi beberapa waktu terakhir. Langkah Tri mengajak masyarakat tetap tenang dan menghindari provokasi dinilai sangat penting bagi keberlangsungan demokrasi di daerah.
“Kami melihat Wali Kota Bekasi telah menunjukkan kepemimpinan yang menyejukkan dengan mengingatkan warga untuk tetap tenang dan menjaga kondusivitas. Ini penting agar demokrasi tetap berjalan sehat tanpa mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat,” ujar Alfian dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (01/09/25). Ia menekankan perlunya keseimbangan antara kebebasan berpendapat dan ketertiban umum di tengah dinamika sosial politik.
Alfian juga menilai langkah Pemerintah Kota Bekasi bersama DPRD Kota Bekasi yang membuka ruang dialog dengan mahasiswa merupakan bukti kepemimpinan yang inklusif. Ia menyebut pemerintah daerah hadir bukan sekadar mengambil keputusan, tetapi menjadi mitra masyarakat yang mau mendengar aspirasi. Dialog tersebut diyakini mencerminkan praktik demokrasi sehat serta menjaga marwah institusi politik daerah.
“Dialog terbuka antara mahasiswa, DPRD, dan pemerintah daerah menunjukkan praktik demokrasi yang sehat. Aspirasi yang muncul dapat disalurkan dengan cara yang beradab, sekaligus menjaga marwah institusi demokrasi di daerah,” tambah Alfian. Menurutnya, langkah Tri memperlihatkan kemampuan pemimpin daerah membangun kepercayaan publik melalui komunikasi yang efektif.
Ramangsa Institute memandang demonstrasi damai yang terjadi di Bekasi adalah bukti kedewasaan masyarakat dalam mengekspresikan pendapat. Tradisi penyampaian aspirasi secara tertib menjadi modal penting membangun kota partisipatif dan kondusif. Bekasi dinilai mampu menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan stabilitas wilayah, menjadikannya teladan bagi daerah lain.
“Kami mendorong agar semangat keterbukaan, dialog, dan kolaborasi yang telah ditunjukkan dapat dipertahankan dan dikembangkan, sehingga setiap persoalan daerah dapat diselesaikan bersama dengan semangat demokrasi,” ujar Alfian. Ia mengingatkan pentingnya merawat hubungan harmonis antara pemerintah, masyarakat, dan elemen mahasiswa demi terciptanya kota yang aman.
Langkah Tri Adhianto ini dinilai tidak hanya meredam potensi konflik, tetapi juga memperkuat posisi Bekasi sebagai kota dengan demokrasi yang sehat. Kepemimpinannya dianggap mampu menghadirkan rasa aman sekaligus mengakomodasi suara publik. Dengan komunikasi terbuka dan kebijakan tepat, Bekasi diharapkan menjadi contoh kota yang menghargai partisipasi warganya.