Sejarah

Menyelami Kearifan Lokal Kampung Kranggan: Warisan Budaya di Tengah Kota Bekasi

Di tengah pesatnya modernisasi, Kampung Kranggan tetap teguh sebagai saksi sejarah dan budaya Kota Bekasi. Terletak di Jatisampurna, kampung ini dikenal sebagai permukiman sekaligus pusat warisan budaya yang kaya.

Kampung Kranggan diyakini sudah ada sejak era kolonial Belanda dan memiliki peran strategis di wilayah timur. Bangunan tua dan cerita rakyat menjadi bukti panjangnya sejarah kampung ini. Rumah tradisional bergaya Betawi dan Sunda masih berdiri, mencerminkan identitas budaya yang terjaga.

Warga Kampung Kranggan menjaga nilai-nilai lokal seperti gotong royong dan upacara adat secara turun-temurun. Berbagai kegiatan budaya masih rutin digelar dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Salah satu tradisi tahunan adalah sedekah bumi, wujud syukur atas hasil panen warga. Acara ini diiringi kesenian tradisional seperti rebana, ondel-ondel, lenong, bahkan pertunjukan silat dan wayang kulit.

Tari tradisional seperti Tari Topeng dan Jaipong juga diajarkan kepada generasi muda melalui sanggar seni. Budaya Kampung Kranggan juga tercermin dalam kehidupan harian warganya. Gotong royong terlihat dalam pembangunan fasilitas umum dan perayaan hari besar keagamaan. Adat masih dijaga dalam pernikahan, khitanan, dan penyambutan tamu dengan cara khas.

Namun, modernisasi dan urbanisasi menjadi tantangan besar bagi pelestarian budaya di kampung ini. Banyak generasi muda mulai tertarik budaya populer dan melupakan tradisi lokal. Untuk itu, komunitas budaya aktif melestarikan warisan leluhur melalui pendidikan dan festival tahunan. Mereka juga menjalin kolaborasi dengan pemerintah dan pelaku seni untuk menjaga eksistensi budaya.

Kampung Kranggan diharapkan menjadi desa wisata budaya yang hidup dan menginspirasi generasi mendatang. Warisan budaya tetap dijaga, sembari memberi ruang belajar bagi siapa pun yang ingin mengenalnya.