Sejarah

Kereta Uap, Pasar Lama, dan Bioskop Lawas – Nostalgia Bekasi Era 60–80an

Bekasi hari ini mungkin identik dengan kemacetan dan pembangunan kota yang masif, namun siapa sangka bahwa kota ini pernah punya romantisme khas tempo dulu? Dari deru kereta uap, keramaian pasar lama, hingga deretan bioskop legendaris—Bekasi era 60–80an menyimpan potongan sejarah yang begitu memikat. Mari kita menyusuri kembali kenangan itu, seolah mesin waktu membawa kita mundur beberapa dekade.

Kereta Uap

Stasiun Bekasi, yang kini menjadi salah satu simpul transportasi penting, sejatinya telah berdiri sejak tahun 1887 dan menjadi saksi kemajuan perkeretaapian di Hindia Belanda. Kala itu, kereta uap menjadi moda utama penghubung Batavia dengan kawasan timur, termasuk Bekasi. Lokomotif-lokomotif uap seperti seri 151–160 milik NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij) melintas di jalur ini, membawa penumpang dan barang dari ladang, pabrik, hingga kota besar.

Suara peluit nyaring dan kepulan asap hitam dari cerobong kereta uap menjadi pemandangan ikonik yang dulu lazim di sekitar stasiun. Kini, tinggal cerita dan dokumentasi yang menyisakan kenangan pada masa keemasan transportasi rel itu.

Pasar Lama

Tak jauh dari rel kereta, Pasar Lama Bekasi menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Di sinilah warga bertukar barang, kabar, dan cerita. Pasar ini dipenuhi penjual sayur, pakaian, hingga mainan anak dari bahan kaleng atau kayu. Suasana yang hangat dan akrab menjadikan Pasar Lama sebagai pusat kehidupan warga Bekasi tempo dulu, jauh dari gemerlap mal seperti sekarang.

Bioskop Lawas

Hiburan warga saat itu tak lepas dari bioskop-bioskop legendaris seperti Bioskop President, Bioskop Ria, dan Bioskop Nusantara. Tiket murah, bangku panjang dari kayu, serta aroma khas interior bioskop membuat menonton film jadi pengalaman berkesan. Anak-anak muda Bekasi era 70–80an menjadikan bioskop sebagai tempat gaul, sementara keluarga menikmati tontonan bersama saat akhir pekan.

Sayangnya, sebagian bioskop kini terbengkalai. Bahkan ada yang berubah menjadi bangunan kosong yang konon berhantu. Namun, jejak sejarahnya masih terasa kuat bagi mereka yang pernah menjadi bagian dari era itu.

Menghidupkan kembali kenangan tentang kereta uap, pasar lama, dan bioskop lawas bukan sekadar nostalgia. Ini adalah cara untuk menghargai bagaimana Bekasi berkembang—dari kota kecil dengan denyut tradisional menjadi pusat urban yang terus tumbuh. Masa lalu Bekasi adalah akar dari identitas kota hari ini.

 

Leave a Comment