
Sumber: www.koran-gala.id/
Di tengah perkembangan zaman yang terjadi saat ini, masyarakat Kampung Kranggan tetap eksis meski masih mempertahankan dan mewarisi kebudayaan khasnya. Keberagaman budaya yang dimiliki Kampung Kranggan merupakan aset budaya yang berharga bagi Kota Bekasi sehingga perlu untuk dilestarikan.
Kolot: Penjaga Tradisi Kranggan
Proses pewarisan tradisi masyarakat Kampung Kranggan dipimpin oleh tetua adat yang dipanggil Kolot atau Olot. Keseharian masyarakat di kampung ini masih lekat dengan kebudayaan Kerajaan Pajajaran. Bahkan sampai saat ini masih terdapat rumah adat Kranggan yang dirawat oleh Kolot. Rumah adat Kranggan memiliki material konstruksi yang khas dengan menggunakan kayu pohon nangka dan atap yang terbuat dari rumbia. Selain itu, rumah adat Kranggan telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintahan Kota Bekasi.
Layaknya tradisi adat lain, berbagai upacara adat Kranggan juga masih rutin dilaksanakan oleh masyarakat. Salah satu contohnya adalah Upacara Seren Taun yang dilakukan sebagai ungkapan syukur masyarakat Sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama setahun lalu dan tahun yang akan datang. Lalu upacara Ngarot yang rutin diadakan setahun sekali di bulan Desember dan dilaksanakan pada hari Rabu karena dianggap sebagai hari keramat.
Jejak Masa Lalu Kampung Kranggan
Kampung Kranggan memang memiliki keistimewaan yang menarik, terutama dalam hal budaya dan tradisi. Keberadaan situs-situs budaya seperti Sumur Binong dan Petilasan Raden Sanglai Senopati menunjukkan kekayaan sejarah dan nilai-nilai lokal. Selain itu, masyarakat yang masih mempertahankan teknologi tradisional dalam pembuatan kerajinan bambu dan pengasapan ikan cue menjadi contoh nyata dari pelestarian budaya yang berharga.
Masyarakat sekitar sangat terampil dalam industri kerajinan dan perikanan, khususnya dalam memasok ikan cue ke pasar-pasar besar di Bekasi dan Jabodetabek. Hal itu menunjukkan bahwa meskipun hidup dalam lingkungan yang tradisional, mereka tetap mampu beradaptasi dan berkontribusi dalam ekonomi modern. Hal ini menciptakan keseimbangan antara pelestarian budaya dan perkembangan ekonomi yang berkelanjutan. Keberadaan industri lokal ini juga dapat menjadi daya tarik wisata yang menjanjikan, menarik para pengunjung untuk mengenal lebih dalam tentang budaya dan tradisi Kampung Kranggan.
Baca Juga: Bekasi itu Betawi atau Sunda? Simak Penjelasan di Bawah Ini!