Informasi

Bantar Gebang Jadi Titik Strategis dalam 10 Proyek Awal Pengolahan Sampah Jadi Energi

Proyek pengolahan sampah menjadi energi atau waste to energy (WTE) kini mulai mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara ditunjuk menjadi pelaksana utama dalam menjalankan proyek ini. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen mengoptimalkan pengelolaan sampah menjadi energi di 34 kabupaten yang menghasilkan sampah sekitar 1.000 ton per hari. Program ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin menggunung di beberapa daerah.

Dari 34 kabupaten tersebut, terdapat 10 lokasi prioritas yang akan dibangun lebih dulu. Salah satu tempat yang dipilih adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang di Bekasi. Prasetyo Hadi menyatakan, “Alhamdulillah tahun ini kita bersama pemilik di Danantara dapat mencari skema sehingga penanganan masalah sampah di 34 kabupaten dan kota dapat segera dijalankan.” Dengan dukungan ini, proyek waste to energy diharapkan bisa berjalan efektif di beberapa wilayah strategis.

Menurut Rosan Roeslani, CEO BPI Danantara, total investasi untuk proyek WTE yang mencakup puluhan kota diperkirakan mencapai Rp 91 triliun. Investasi ini sangat besar karena di setiap kota dapat berdiri lebih dari satu fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Pada tahap awal, program WTE akan dijalankan di 10 kota besar, seperti Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, hingga Makassar. Langkah ini dianggap penting untuk menunjukkan keberhasilan skala awal sebelum pengembangan lebih luas.

Rosan menambahkan, estimasi investasi yang mencapai Rp 91 triliun tersebut didasarkan pada pengelolaan sampah harian dengan kapasitas 1.000 ton. Namun, kapasitas yang sebenarnya di lapangan bisa jadi lebih besar karena satu daerah bisa memiliki beberapa titik pusat pengolahan sampah. “Kemungkinan besar karena angka itu diambil berdasarkan kapasitas 1.000 ton per hari, sementara di satu daerah bisa menjadi lebih besar,” ujarnya saat menghadiri acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta Convention Center.

Proyek pengolahan sampah menjadi energi merupakan solusi berkelanjutan untuk memecahkan masalah sampah di Indonesia. Selain mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, teknologi ini juga membantu menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan. Pemerintah melihat potensi besar dalam mengubah limbah menjadi sumber energi yang bermanfaat guna mendukung target keberlanjutan nasional.

Pembangunan fasilitas WTE di berbagai kota diharapkan bisa memicu pertumbuhan ekonomi lokal dan membuka lapangan kerja baru. Selain itu, peran BPI Danantara sebagai badan investasi strategis diharapkan dapat mempercepat realisasi proyek dengan pendekatan investasi yang matang dan terstruktur. Proyek ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim dan menjaga kelestarian lingkungan.

Secara umum, program waste to energy ini adalah langkah konkret pemerintah untuk mengatasi persoalan sampah sekaligus mendorong transisi energi bersih. Dengan dukungan investasi besar dan kerja sama lintas sektor, diharapkan pengelolaan sampah di Indonesia bisa lebih efisien dan ramah lingkungan. Kedepannya, teknologi WTE dapat menjadi model pengelolaan sampah yang diadopsi secara nasional, sekaligus memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan.