Kota Bekasi kini menghadapi kondisi darurat sampah yang tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia 2025 di Alun-Alun M. Hasibuan, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyampaikan dengan tegas bahwa persoalan sampah telah mencapai titik kritis, terutama setelah terjadinya longsor sampah di TPA Bantargebang akibat hujan deras beberapa waktu lalu.
“Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang sudah berulang kali mendapatkan peringatan. Bila tempat itu ditutup, akan menjadi masalah besar bagi kota ini,” ujar Tri dalam sambutannya. Maka dari itu, Tri mengajak masyarakat mulai memilah dan mengelola sampah secara mandiri.
Pemerintah Kota Bekasi kini mengusung strategi pengelolaan sampah berbasis partisipasi warga dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan. Salah satu program yang terus digaungkan adalah Gerakan Sedekah Sampah, yang digelar rutin setiap Jumat di kantor-kantor pemerintahan. Melalui program ini, warga diajak menyumbangkan sampah anorganik yang masih bernilai guna didaur ulang.
Tak hanya itu, inovasi pengelolaan sampah organik juga terus didorong. Sisa buah dan sayuran kini dimanfaatkan menjadi eco-enzyme, cairan hasil fermentasi yang bisa dipakai sebagai pembersih alami lingkungan. Teknologi ini terbukti efektif dan sempat digunakan secara luas saat masa pandemi COVID-19.
Langkah kreatif lain datang dari pengelolaan sampah anorganik menjadi pakan maggot, yang tak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga mendukung sektor peternakan dan ekonomi lokal. Bahkan, pabrik daur ulang kertas di Mustika Jaya sukses menembus pasar ekspor ke Singapura—membuktikan bahwa sampah, jika dikelola dengan benar, bisa menjadi sumber pendapatan.
Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun, Tri menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan para pelaku usaha. Pemkot Bekasi pun berkomitmen menjaga keberlanjutan melalui program pemilahan sampah dari rumah tangga.
“Gerakan ini harus disatukan. Pajak yang dibayarkan masyarakat akan kembali lagi untuk membiayai pengelolaan sampah. Maka mari kita mulai dari diri sendiri,” pungkas Tri.