Sejarah

Gedung Papak Bekasi: Jejak Sejarah di Jantung Kota Bekasi

Gedung Papak

Sumber: jakarta.tribunnews.com

Gedung Papak, bangunan bersejarah yang berdiri kokoh di Kota Bekasi, memiliki sejarah panjang yang tak bisa dipisahkan dari perjalanan Bekasi. Dibangun pada 1930-an oleh Lee Guan Chin, yang biasa disebut Baba, gedung ini awalnya difungsikan sebagai tempat tinggal pribadi beliau. Namun seiring berjalannya waktu, peran gedung ini berubah, terutama saat diserahkan kepada tokoh pejuang besar Bekasi, KH Noer Ali. Di bawah kepemimpinan KH Noer Ali, Gedung Papak menjadi markas para pejuang Bekasi yang berperan penting dalam perjuangan melawan penjajah.

Arsitektur Unik yang Membekas dalam Sejarah

Penamaan Gedung Papak berasal dari kesan masyarakat lokal terhadap bentuk bangunan ini. Dalam bahasa Sunda, “Gedong” berarti rumah. Sementara “Papak” diambil dari kata “pak-pak”, yang merujuk pada bentuk atapnya yang datar dan diplester tanpa genteng. Desain atap yang unik ini meninggalkan kesan mendalam pada ingatan kolektif masyarakat Bekasi. Gaya arsitektur bangunan ini terinspirasi oleh aliran Art Deco, tren arsitektur yang sangat populer di tahun 1930-an, dan banyak dijumpai di wilayah Jabodetabek pada masa itu. Desain ini menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bekasi di bawah KH Noer Ali ketika mereka bertempur melawan pasukan Sekutu dan Belanda.

Alih Fungsi Seiring Perjalanan Waktu

Gedung Papak memiliki lokasi yang strategis di Jalan Ir. H. Juanda, Margahayu, Bekasi Selatan, dan selama perjalanannya mengalami beberapa kali alih fungsi. Setelah Indonesia merdeka, gedung ini sempat digunakan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi hingga tahun 1982. Setelah itu, fungsinya sebagai kantor pemerintahan berakhir dan gedung tersebut diubah menjadi rumah dinas Wali Kota Administratif. Ketika pusat pemerintahan dipindahkan ke Jalan A. Yani dan terjadi pemekaran antara Kota dan Kabupaten Bekasi, Gedung Papak tetap menjadi bagian penting dari sejarah kota ini.

Pada tahun 2004, gedung ini sempat dialihfungsikan menjadi mushola oleh Wali Kota Bekasi saat itu. Selanjutnya, pada tahun 2021, gedung ini mendapatkan perhatian lebih melalui upaya restorasi seperti pengecatan ulang dan perbaikan ornamen yang mulai rusak akibat usia. Upaya perbaikan ini dikoordinasikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi, bekerja sama dengan Tim Ahli Cagar Budaya untuk menjaga kelestariannya sebagai warisan budaya.

Saksi Bisu Sejarah Bekasi

Gedung Papak juga menjadi lokasi bersejarah di mana bendera merah putih pertama kali dikibarkan di Bekasi setelah penyerahan kedaulatan Indonesia pada tahun 1949. Meskipun memiliki nilai sejarah yang tinggi, sampai saat ini belum ada realisasi atas rencana menjadikan Gedung Papak sebagai museum. Padahal, gedung ini menyimpan cerita penting tentang perjalanan Kota Bekasi dari masa penjajahan hingga era kemerdekaan, dan layak mendapatkan tempat dalam peta cagar budaya nasional.

Leave a Comment