Informasi

Wali Kota Bekasi Tegaskan Renang Bukan Penentu Nilai Akademik Siswa

Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menegaskan pelajaran renang di sekolah bukan kewajiban yang menentukan nilai akademis siswa. Pernyataan tersebut disampaikan saat penyerahan kacamata gratis untuk 173 siswa SMPN 30 Kota Bekasi. Acara tersebut berlangsung bersama Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan mata pelajar.

Tri menekankan bahwa olahraga renang tidak wajib, melainkan hanya pilihan yang dapat disesuaikan kondisi sekolah. Penjelasan ini muncul menjawab keresahan sejumlah orang tua terkait biaya dan akses fasilitas renang di lingkungan mereka. Menurut Tri, olahraga seharusnya menjadi sarana pembentukan karakter, kesehatan, serta sportivitas, bukan beban finansial keluarga.

“Renang bukan kewajiban dan tidak digunakan sebagai syarat penilaian. Itu pilihan sekolah,” jelas Tri Adhianto. Ia menambahkan bahwa masih banyak cabang olahraga lain yang dapat mendukung perkembangan jasmani anak di sekolah. Olahraga basket, futsal, pencak silat, hingga atletik bisa menjadi alternatif sesuai minat dan kemampuan peserta didik.

Tujuan utama pendidikan jasmani, lanjut Tri, bukan mengejar nilai, tetapi membentuk pribadi sehat, tangguh, dan berkarakter. Pemerintah Kota Bekasi berkomitmen menghadirkan sarana olahraga inklusif yang memberi ruang bagi setiap potensi anak. Tri menegaskan, pembinaan olahraga di sekolah juga harus mengedepankan semangat kebersamaan, bukan sekadar prestasi instan.

“Kita ingin mencetak atlet asli dari Kota Bekasi di berbagai cabang olahraga,” tambah Tri. Selain olahraga, Pemkot Bekasi juga bertekad memberi ruang prestasi bagi anak-anak di bidang seni dan budaya. Semua upaya ini bertujuan membentuk generasi unggul yang mampu membanggakan orang tua dan masyarakat luas.

Tri mengingatkan bahwa dukungan keluarga sangat penting untuk keberhasilan akademik maupun non-akademik anak. Orang tua diharapkan memperhatikan kebutuhan gizi anak agar daya tahan tubuh mereka tetap terjaga dengan baik. Asupan seimbang dinilai penting agar siswa siap mengikuti pembelajaran maupun aktivitas olahraga yang bermanfaat.

“Anak-anak harus dipersiapkan secara utuh, bukan hanya akademik atau olahraga, tapi juga gizi, kesehatan, dan karakter,” ujarnya. Tri menekankan perlunya keseimbangan antara pendidikan formal, kesehatan fisik, kesehatan mental, dan pembentukan karakter. Menurutnya, keberhasilan anak sangat ditentukan oleh sinergi antara sekolah, keluarga, dan pemerintah daerah.

Pemerintah Kota Bekasi memastikan arah kebijakan pendidikan tetap adaptif terhadap kondisi siswa dan orang tua. Program pendidikan harus memberi manfaat positif tanpa menimbulkan beban finansial atau psikologis yang berlebihan. Dengan demikian, sekolah menjadi ruang belajar yang sehat, inklusif, serta mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.