Siapa yang tidak mengenal camilan khas Bekasi? Dari Kue Duit hingga Telur Gabus, setiap camilan ini menawarkan cita rasa unik dan cerita budaya yang menarik. Yuk, kita eksplorasi kelezatan dan makna di balik camilan tradisional Bekasi!
Kue Duit: Camilan Unik dari Bekasi yang Renyah dan Mengenyangkan

Sumber: Elrajab.com
Kue Duit, juga dikenal sebagai “kue kolong” di beberapa daerah, adalah salah satu camilan khas Bekasi yang memiliki bentuk dan nama unik. Seperti namanya, kue ini berbentuk bulat pipih menyerupai uang koin, dengan tekstur yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Terbuat dari adonan tepung terigu, telur, gula, dan sedikit margarin, Kue Duit memberikan rasa manis dan gurih yang pas.
Asal usul kue duit yaitu berkaitan dengan budaya masyarakat yang ingin melambangkan rezeki dan keberuntungan. Bentuknya yang menyerupai uang juga mencerminkan harapan akan kelimpahan. Kue ini sering dijadikan simbol dalam tradisi dan kebudayaan lokal Bekasi.
Kue duit khas Bekasi memiliki filosofi yang mendalam, mencerminkan nilai tradisional dan simbolisme. Bentuknya yang menyerupai uang melambangkan harapan dan kemakmuran. Kue ini sering disajikan dalam perayaan, menandakan keberuntungan dan kebersamaan dalam komunitas. Selain itu, penggunaan bahan-bahan sederhana menunjukkan bahwa kekayaan sejati terletak pada kebersamaan dan kasih sayang dalam keluarga dan masyarakat.
Kue ini biasanya digoreng hingga berwarna kuning keemasan, menciptakan lapisan renyah yang membuatnya sangat cocok untuk dinikmati sebagai camilan di waktu senggang di sore hari. Meskipun bahan-bahannya sederhana, cita rasa yang dihasilkan benar-benar memuaskan. Selain rasanya yang lezat, Kue Duit juga sering kali membawa nuansa nostalgia bagi masyarakat Bekasi, karena camilan ini dulunya populer di kalangan anak-anak dan sering dijual di pasar-pasar tradisional.
Telur Gabus: Camilan Renyah Khas Bekasi yang Lumer di Mulut

Sumber: cookpad.com
Kue Telur Gabus adalah salah satu makanan ringan khas Bekasi yang sederhana namun selalu digemari oleh berbagai kalangan. Asal usul nama “kue telur gabus” berasal dari dua unsur utama. “Telur” merujuk pada bahan utama dalam pembuatan kue ini, yaitu telur ayam. Sementara “gabus” menggambarkan bentuknya yang panjang dan ramping, menyerupai gabus (sumpit ikan).
Nama ini mencerminkan ciri fisik kue yang unik, serta penggunaan bahan-bahan sederhana yang memberikan cita rasa yang khas. Terbuat dari campuran tepung tapioka, telur, dan sedikit garam, kue ini memiliki tekstur yang ringan, renyah, dan lumer di mulut. Bentuknya yang memanjang dan menyerupai ikan gabus kecil menjadi asal usul namanya yang unik.
Kue telur gabus khas Bekasi memiliki filosofi yang mencerminkan tradisi dan budaya lokal. Teksturnya yang renyah melambangkan ketahanan, sementara rasa yang gurih menunjukkan kehangatan dan keramahtamahan masyarakat. Proses pembuatannya yang sederhana namun memerlukan ketelatenan juga mencerminkan nilai kerja keras dan kesederhanaan sehingga ering disajikan dalam berbagai acara, menandakan kebersamaan dan perayaan dalam komunitas.
Kue ini biasanya disajikan dengan rasa gurih, tetapi ada juga variasi manis yang dilapisi karamel untuk menambah kelezatan. Kue Telur Gabus sering dijadikan teman ngemil saat bersantai atau suguhan di hari-hari spesial. Sederhana dan mudah ditemukan di pasar tradisional maupun toko-toko oleh-oleh khas Bekasi, camilan ini terus menjadi favorit karena kepraktisannya dan rasanya yang lezat.
Kue Akar Kelapa: Camilan Renyah Khas Bekasi dengan Bentuk Unik dan Cita Rasa Gurih

Sumber: cookpad.com
Kue Akar Kelapa adalah salah satu makanan tradisional khas Bekasi yang tak hanya lezat, tetapi juga menarik perhatian karena bentuknya yang unik. Dinamakan “akar kelapa” karena kue ini memiliki bentuk menyerupai akar pohon kelapa yang berbelit-belit. Dibuat dari campuran tepung ketan, telur, gula, dan santan, kue ini memiliki tekstur yang renyah di luar dan gurih di setiap gigitan.
Kue akar kelapa sering dianggap sebagai simbol keragaman budaya dan tradisi. Filosofi di balik namanya bisa diartikan sebagai perwujudan dari akar yang kuat dan kokoh, menggambarkan identitas yang mendalam serta keterhubungan dengan warisan nenek moyang. Kue ini juga mencerminkan rasa manis kehidupan yang dipadukan dengan tekstur yang unik, melambangkan harmoni dalam keberagaman.
Keunikan Kue Akar Kelapa terletak pada proses pembentukannya yang menggunakan cetakan khusus sehingga kue ini memiliki bentuk yang panjang dan keriting. Setelah adonan dibentuk, kue ini digoreng hingga berwarna kuning keemasan, menciptakan camilan yang sempurna untuk dinikmati kapan saja.
Kue ini sering dihidangkan pada acara-acara spesial, seperti hari raya atau hajatan, dan menjadi favorit karena rasanya yang sederhana namun memikat. Gurihnya santan dan renyahnya tekstur membuat Kue Akar Kelapa menjadi teman ideal saat menikmati teh atau kopi.
Kue Biji Ketapang: Cita Rasa Tradisional Khas Bekasi

Sumber: popmama.com
Kue biji ketapang merupakan salah satu camilan tradisional yang terkenal di Bekasi, Jawa Barat. Makanan ini memiliki bentuk yang unik dan cita rasa yang khas, menjadikannya favorit di kalangan masyarakat setempat. Terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu, kelapa parut, dan gula, kue ini memberikan sensasi rasa manis yang menggugah selera.
Asal usul nama “biji ketapang” diambil dari bentuknya yang menyerupai biji dari pohon ketapang. Kue biji ketapang khas Bekasi mengandung filosofi yang dalam, mencerminkan nilai-nilai kehidupan masyarakat setempat. Bentuknya yang menyerupai biji ketapang melambangkan pertumbuhan dan harapan, menunjukkan bagaimana dari sesuatu yang kecil bisa tumbuh menjadi besar dan berarti.
Selain itu, kue ini melambangkan kehangatan dan kebersamaan. Biasanya disajikan dalam acara keluarga, ia menciptakan momen berbagi dan kebersamaan, mencerminkan nilai kekeluargaan yang kuat dalam budaya masyarakat Bekasi.
Rasa manis dan tekstur yang renyah menggambarkan keseimbangan dalam hidup; meski ada tantangan, selalu ada kebahagiaan yang bisa dinikmati. Dengan demikian, kue biji ketapang bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol harapan, kebersamaan, dan keindahan tradisi yang abadi.
Baca juga: Mengenal Kelezatan Kuliner Khas Bekasi