Bekasinians, apakah kalian tahu kalau ternyata Kota Bekasi memiliki wayang kulit khas yang sudah dipertunjukkan sejak ratusan tahun lalu, lho! Ciri khasnya pada penggunaan cahaya sebagai pendukung visual membuat wayang kulit khas Kota Bekasi begitu unik.
Lalu, bagaimana latar belakang dari kemunculan wayang Kota Bekasi dan bagaimana bisa bertahan hingga sampai saat ini? Baca sampai akhir untuk mengetahuinya!
Awal Kemunculan Wayang Kulit Khas Kota Bekasi
Kemunculan wayang kulit Bekasi bermula pada tahun 1918, tepatnya ketika seorang pelaku seni bernama Baletet kembali dari Cirebon dengan membawa oleh-oleh lima tokoh wayang kulit Pandawa Lima.
Keunikan wayang Bekasi ada pada perpaduan kultur antara Betawi, Jawa, dan sedikit Sunda, membuatnya mudah diterima oleh masyarakat pada saat awal kemunculannya. Penggunaan alat musik Betawi seperti gamelan, suling, dan kecapi yang mendayu-dayu membuat pertunjukkan wayang kulit Bekasi menjadi lebih menyenangkan.
Mengangkat Cerita Sejarah
Lekat dengan budaya dan tradisi, wayang kulit Bekasi biasanya mengangkat tema tentang sejarah Kota Bekasi dan budaya Betawi pinggiran seperti Babang Wali Rupa, Bambang Awan Sakti, dan Ngruwutan.
Agar tokoh wayang yang dimainkan terasa semakin nyata, dalang biasanya juga menyisipkan bahasa Sunda ke dalam dialog pertunjukkan. Tak hanya itu, pada pertunjukkan wayang Bekasi biasanya juga ditampilkan tokoh wayang legendaris seperti Semar, Cepot, Udel, dan Gareng.
Adaptif dengan Perkembangan Zaman
Meski banyak mengandung cerita sejarah, namun alur cerita dari wayang kulit khas Bekasi biasanya juga disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebagai contoh, dalang biasanya menyisipkan alur tentang kondisi sosial dan topografi lingkungan masyarakat sekitar ke dalam pertunjukkan wayang. Ini lah yang membuat wayang khas Bekasi tetap menarik minat dan perhatian masyarakat hingga saat ini.
Mengandung Nilai Kehidupan
Masih bertahan hingga saat ini, Tri Adhianto selaku pembina komunitas wayang di Bekasi Jowo Nyawiji mengatakan bahwa wayang kulit Bekasi merupakan salah satu tradisi yang harus dilestarikan karena memiliki nilai-nilai kehidupan.
“Wayang Bekasi bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga tuntunan hidup. Dengan wayang, kita bisa belajar tentang kehidupan mulai dari budi pekerti hingga perilaku kenegaraan,” ujar Tri Adhianto.