Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menegur tegas pejabat yang memamerkan gaya hidup mewah. Perayaan ulang tahun di hotel yang diunggah ke media sosial menimbulkan persepsi negatif di masyarakat. Ia menilai kebiasaan seperti ini bisa merusak citra pemerintah dan mengikis kepercayaan publik. Teguran tersebut juga merupakan tindak lanjut arahan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang meminta seluruh pejabat menampilkan kesederhanaan.
Tri mengingatkan aparatur sipil negara dan pejabat publik agar tidak berlebihan dalam bersikap maupun berpenampilan. Ia menegaskan bahwa kendaraan dinas tidak perlu mewah, tetapi harus fungsional untuk melayani masyarakat. “Yang penting bisa digunakan untuk bekerja dan melayani masyarakat dengan baik,” ujarnya. Ia juga menyebut bahwa pemerintah daerah harus menjadi teladan dalam membangun etika dan integritas di mata masyarakat.
Sebagai bagian dari kebijakan ini, Pemerintah Kota Bekasi menunda sejumlah kegiatan seremonial. Salah satunya adalah penundaan acara “Pesona Nusantara Bekasi Keren” jilid 3 yang semula akan digelar pemerintah kota. Tri menegaskan bahwa acara dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat tetap didorong, namun kegiatan seremonial pemerintah perlu dikurangi. Menurutnya, pemerintah harus lebih fokus mengarahkan anggaran dan perhatian kepada kebutuhan warga.
Ketua DPRD Kota Bekasi, Sardi Effendi, juga menegaskan bahwa anggota DPRD berkomitmen hidup sederhana. Ia mengatakan semua anggota dewan aktif hadir dalam berbagai acara warga, termasuk perayaan HUT RI. Komitmen ini, kata dia, menjadi bukti bahwa DPRD ingin menjaga kedekatan dan kepercayaan masyarakat.
Langkah tegas Pemkot Bekasi disambut baik oleh publik. Banyak warga menganggap pejabat harus menjadi teladan dalam kesederhanaan. Kebijakan ini juga dinilai dapat menghemat anggaran dan menciptakan citra birokrasi yang lebih bersahabat. Transparansi, kesederhanaan, dan efisiensi diharapkan menjadi pondasi pemerintah kota ke depan. Keputusan ini memberi momentum refleksi bagi semua pejabat publik di daerah lain agar lebih mengutamakan etika. Dengan begitu, Bekasi diharapkan dapat menjadi contoh kota dengan kepemimpinan yang merakyat.