Kampung Sawah yang terletak di Pondok Melati, Kota Bekasi, merupakan salah satu daerah yang memiliki nilai sejarah, sosial, dan budaya yang sangat kental. Kampung ini dikenal sebagai representasi toleransi dan keberagaman, hal ini dikarenakan masyarakat dari berbagai agama hidup berdampingan dengan damai. Salah satu ciri paling menonjol dari Kampung Sawah adalah adanya “Segitiga Emas” yang terbentuk dari tiga rumah ibadah yang berbeda, tetapi berlokasi sangat dekat antara satu dan lainnya. Rumah ibadah tersebut diantaranya ada Gereja Katolik Santo Servatius yang didirikan pada tahun 1896, Gereja Kristen Pasundan (GKP) Kampung Sawah yang berdiri sejak tahun 1874, dan Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi yang dibangun pada 1965. Keberadaan ketiga bangunan suci ini membentuk sebuah simbol fisik dari toleransi yang telah terjalin selama ratusan tahun di kawasan ini.
Kampung Sawah sebagai salah satu kampung tertua di Bekasi, dikenal dengan sejarahnya yang panjang dan juga sebagai contoh nyata dari perdamaian dan keberagaman agama. Penduduk Kampung Sawah terbiasa hidup berdampingan dalam lingkungan yang beragam sejak zaman penjajahan Belanda. Ikatan erat yang terjalin di antara penduduk kampung dalam kehidupan sehari-hari dan adat istiadat yang diwariskan membuat perbedaan agama tidak menjadi penghalang, dan justru menjadi penguat persaudaraan dan persatuan mereka.
Keberadaan tiga tempat ibadah tersebut semakin menunjukkan bagaimana penduduk Kampung Sawah dapat hidup berdampingan meskipun memiliki pandangan agama yang berbeda. Meskipun memiliki keyakinan agama yang berbeda, masyarakat Kampung Sawah sering berbaur dan ikut serta dalam kegiatan sosial satu sama lain. Hal ini menunjukkan bagaimana toleransi dan rasa saling menghormati telah meresap dalam budaya Kampung Sawah.
Selain sebagai representasi nyata dari toleransi, Kampung Sawah juga sebagai analogi tentang bagaimana masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan secara damai terlepas dari perbedaan yang ada. Cara hidup masyarakat Kampung Sawah menjadi contoh yang kuat tentang bagaimana keragaman agama, yang terkadang dilihat sebagai masalah namun sebenarnya dapat menjadi aset jika didasarkan pada rasa hormat satu sama lain dan keinginan untuk hidup berdampingan. Keberhasilan Kampung Sawah dalam menjaga kerukunan ini tidak dapat dilepaskan dari adat istiadat kekerabatan yang sudah terjalin sejak zaman Belanda. Mereka menunjukkan bagaimana keragaman dapat diterima dan digunakan sebagai dasar untuk menciptakan masyarakat yang damai ketika ada sikap saling menghormati dan bekerja sama antar sesama.
Kampung Sawah dengan sejarah, keberagaman, dan kerukunannya menjadi contoh nyata bagaimana toleransi bukan hanya sebuah konsep abstrak, tetapi bisa terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang membuat Kampung Sawah tidak hanya menjadi bagian penting dari sejarah Kota Bekasi, tetapi juga menjadi salah satu simbol penting toleransi antar umat beragama di Indonesia.