Kota Bekasi Sejarah

Mengenang KH. M. Muhadjirin Amsar, Ulama Bekasi Berdakwah Melalui Karya Tulisnya

Kota Bekasi memiliki perjalanan dengan kehadiran ulama yang mengukir jejak spiritual pada masa perjuangan merebut kemerdekaan. Tidak hanya sekedar cerita perjuangan yang diwarisi para ulama, banyak ulama yang hingga saat ini mewarisi ilmu-ilmu hasil karya selama masa hidupnya. Salah satunya, KH Muhammad Muhadjirin Amsar.

KH Muhammad Muhadjirin Amsar lahir pada tanggal 10 November 1924. Ayahnya bernama H Amsar adalah seorang pedagang telur di Pasar Mester Jatinegara. Ibunya bernama Hj Zuhriah adalah putri dari H Syafi’i seorang guru agama di wilayah Kampung Baru Cakung. Di Kampung Baru inilah Kiai Muhadjirin Amsar menghabiskan masa kecilnya dengan belajar mengenal huruf Arab sampai membaca Al-Qur’an.

Selain dikenal dengan ahli falak, beliau juga terkenal ahli di berbagai ilmu keislaman lainnya, yaitu fiqih, hadits dan nahwu. Keahlian tersebut didapat melalui kegigihan beliau dalam menuntut ilmu. Beberapa muallim yang didatangi KH Muhammad Muhadjirin Amsar untuk belajar agama adalah Guru Asmat, H Mukhoyyar, H Ahmad, KH Hasbialloh, H Anwar, H Hasan Murtaha, Syekh Muhammad Thohir, Syekh Ahmad bin Muhammad, dan beberapa muallim lainnya.

Sejarah perjalanan hidup beliau dikenang melalui karya tulis yang saat ini dikenal oleh masyarakat luas dan santri di Perguruan Annida Al-Islamy Bekasi yang terletak di Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur. Kitab karangan beliau diantaranya,  Misbah Al Zhulam Fi Syarhi Al Bulugh A Maram, 8 Jilid (fiqih hadist),  Idhoh Al Maurud, 2 Jilid (ushul fiqih) dan karya lainnya. Beliau wafat di Bekasi 31 Januari 2003, dimakamkan di Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur.

Dalam rangka menghormati sang ulama dan tokoh yang berjasa di Bekasi, bertepatan pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-78, namanya disematkan dan diabadikan menjadi nama jalan di Kota Bekasi, tepatnya di simpang Masjid Al Istiqomah hingga simpang Jalan RS Mekasari, Bekasi Timur.

Leave a Comment